BERITA

Refleksi Peran Guru Sebagai Coach di Sekolah dan Keterkaitannya dengan Materi Pendidikan Guru Penggerak

08-10-2024

Oleh: Kristina Candraningsih, S.Pd.

Sebagai seorang guru, berperan sebagai coach dalam proses pembelajaran adalah sebuah transformasi peran dari pengajar menjadi fasilitator yang lebih menekankan pada pendampingan dan pemberdayaan siswa. Ini berkaitan erat dengan dua tema utama dalam modul 2 Pendidikan Guru Penggerak (PGP), yaitu pembelajaran berdiferensiasi dan pembelajaran sosial-emosional.

Dalam menjalani peran sebagai coach, pengalaman saya adalah pergeseran fokus dari sekadar menyampaikan materi ke mendorong siswa untuk berpikir kritis, mengenali kekuatan dan kelemahan mereka, serta mengembangkan strategi belajar yang sesuai dengan kebutuhan mereka. Ini selaras dengan pembelajaran berdiferensiasi, dimana guru perlu memahami dan mengakomodasi keberagaman kemampuan dan kebutuhan siswa.Emosi yang dirasakan selama proses ini beragam, mulai dari antusiasme saat melihat siswa mulai menyadari potensi mereka, hingga tantangan dalam mencari pendekatan yang tepat bagi setiap siswa. Perasaan tanggung jawab yang besar sebagai pendamping siswa dalam mengelola emosinya juga muncul, terutama dalam konteks pembelajaran sosial-emosional. Sebagai seorang guru, ternyata kita perlu mendukung siswa dalam menghadapi tantangan emosional mereka, membangun kesadaran diri, dan mengembangkan hubungan yang positif.

Sebagai seorang coach, keterlibatan dalam mendengarkan aktif dan memberikan umpan balik yang konstruktif kepada siswa sudah berjalan cukup baik. Sebagai guru, kita berperan sebagai penyemangat yang membantu siswa menggali potensi mereka sendiri.

Meskipun sudah berusaha memahami kebutuhan setiap siswa, ada tantangan dalam konsistensi menerapkan coaching untuk semua siswa secara merata. Terkadang, siswa dengan kebutuhan yang lebih menonjol mendapat lebih banyak perhatian, sehingga perlu lebih disiplin dalam membagi waktu dan perhatian.

Menjadi coach menuntut kedewasaan emosional dan kecakapan interpersonal yang tinggi. Kompetensi sosial-emosional (KSE) guru sangat berpengaruh dalam memahami dan merespon kebutuhan siswa. Proses ini juga melatih guru untuk lebih reflektif, kritis terhadap pendekatan yang digunakan, dan terus-menerus belajar dari pengalaman. Ini sejalan dengan peningkatan kematangan diri dalam kepemimpinan, dimana seorang guru harus mampu menjadi teladan dalam mengelola emosi dan pengambilan keputusan yang adil.

Keterkaitan Keterampilan Coaching dengan Pengembangan Kompetensi sebagai Pemimpin Pembelajaran

Sebagai pemimpin pembelajaran, keterampilan coaching sangat penting untuk mengembangkan:

  1. Pertanyaan Kritis: Coaching mendorong guru untuk mengajukan pertanyaan yang merangsang siswa berpikir lebih mendalam tentang materi, dan mencari hubungan antara konsep yang dipelajari dengan situasi nyata.
  2. Wawasan Baru: Proses coaching membantu mengolah materi pembelajaran dengan lebih kontekstual, mendorong munculnya pemikiran baru dan refleksi yang lebih mendalam.
  3. Analisis Tantangan Kontekstual: Guru yang bertindak sebagai coach lebih peka terhadap tantangan unik di sekolah atau daerahnya, baik dalam hal budaya, sosial, maupun ekonomi, dan dapat membantu siswa memahami serta menghadapi tantangan tersebut.
  4. Alternatif Solusi: Keterampilan dalam memberikan coaching membantu guru dan siswa untuk memunculkan berbagai solusi inovatif dalam menghadapi tantangan yang ada.
Pengalaman masa lalu dalam mengelola kelas yang heterogen dan tantangan emosi siswa menjadi fondasi yang kuat untuk terus menerapkan strategi coaching. Di masa depan, praktik baik yang bisa diterapkan adalah meningkatkan kolaborasi antara guru, siswa, dan orang tua dalam pengembangan pembelajaran yang lebih inklusif.

Dari modul lain, konsep refleksi diri dan pengembangan komunikasi yang asertif menjadi penunjang yang penting dalam proses coaching. Informasi eksternal yang diperoleh dari pelatihan tambahan, seperti manajemen emosi dan teknik komunikasi efektif, juga dapat memperkaya keterampilan dalam mendampingi siswa.

Secara keseluruhan, peran guru sebagai coach tidak hanya memperkuat pembelajaran berdiferensiasi dan sosial-emosional, tetapi juga berkontribusi langsung pada pengembangan kompetensi sebagai pemimpin pembelajaran. Dengan berfokus pada pemberdayaan siswa, guru dapat membantu siswa berkembang secara holistik, baik dari sisi kognitif, emosional, maupun sosial.

kembali